Physics

Beaker atau gelas ukur adalah wadah penampung yang digunakan untuk media pemanasan cairan, untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.menampung zat kimia dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Satuan pada beaker adalah milimeter (ml). Beaker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dari 1ml sampai 500 ml (1/2 liter). Beaker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun plastik). Beakar yang digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam / zat lain yang sangat reaktif, biasanya terbuat dari bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah. Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beaker ditemukan oleh Richard Conderbnerellos pada tahun 1453.

        Jika kita mau membaca skalanya, pertama lihat dulu berapa skala beaker yang dipakai. Di beaker, ada dua garis, yaitu, garis panjang dan garis pendek. Garis panjang itu adalah anka pasti. Sedangkan yang pendek, angkanya setengah dari angka pasti. Lalu lihatlah dimana garis yang sejajar dengan cairan di dalam beaker. Jika sejajarnya pada garis pendek, maka kita hanya membagi dua angka yang ada pada garis panjang di atas garis pendek tersebut.
         
          Tapi, jika kita ingin mengukur volume batu yang dimasukkan ke dalam air, caranya seperti ini :
- Lihat berapa volume air tersebut
- Masukkan batunya. Setelah dimasukkan, air akan menaik. Lalu, lihat sampai mana air itu meningkat.
- Lalu, kurangkanlah volume air dengan batu dengan volume air yang tanpa batunya. Itulah hasilnya.
        
          Contoh :
Volume air tanpa batu     : 20 ml
Volume air dengan batu : 40 ml
Volume batu : ......... ?
Maka,
Volume batu = Volume air dengan batu - Volume air tanpa batu
                       = 40 ml                               -               20 ml
                       = 20 ml






Distilasi ( Penyulingan )

Distilasi adalah pemisahan campuran yang dilakukan untuk memisahkan campuran yang memiliki titik didih berbeda. Cara ini menggunakan panas sebagai pemisahnya atau "Separating Agent".  Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena-toluena, larutan n-Heptan dan n-Heksan dan larutan lain yang sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair. Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.

Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan terhadap campuran, dimana antara komponen satu dengan komponen yang lain terdapat dalam campuran :
a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi campuran homogen.
b. Mempunyai sifat penguapan relatif (α) cukup besar.
c. Tidak membentuk cairan azeotrop.

Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa cairannya (dalam waktu relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan akan berada dalam keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.

Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni.

Langkah langkah melakukan distilasi sederhana :


1. Lihat dan ketahui titik didih zat campuran yang akan didistilasi.

2. Susun Alat Distilasi dengan baik dan tepat
3. Masukan campuran pada labu destilasi (isi zat dalam labu paling banyak 2/3 bagian labu) lalu masukan batu didih.
4. Isi kaleng penangas dengan zat penangas yang disesuaikan dengan titikdidih sampel, juga masukan batu didih pada penangas tersebut. Panaskan penangas secara bertahap, mulai dengan api kecil hingga api besar.
5. Alirkan air pendingin.
6. Amati termometer, apabila ada cairan yang keluar sebelum mencapai titikdidihnya, pisahkan cairan tersebut, sedangkan apabila termometer menunjukan titik didih sampel, tahan supaya suhu tersebut konstan dan tampung destilat yang dihasilkan.
7. Hentikan destilasi pada saat sampel hampir habis (jangan sampai kering) jika titik didih zat sampel lebih besar dari titik didih zat pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel lebih kecil dari titik didih zat pencemar, maka destilasi dihentikan pada saat suhu melebihi titik didihnya sebesar ± 50C. Pindahkan penangas.
8. Tentukan indeks bias zat yang diperoleh dan bandingkan dengan harga dari buku panduan.



          Distilasi biasanya dilakukan untuk penyulingan air bersih, pemisahan bioetanol, minyak kayu putih.
Pemisahan minyak kayu putih
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Brown Rainbow Over Clouds