Distilasi ( Penyulingan
)
Distilasi adalah pemisahan campuran yang dilakukan untuk memisahkan
campuran yang memiliki titik didih berbeda. Cara ini menggunakan panas sebagai
pemisahnya atau "Separating Agent". Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang
cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena-toluena, larutan n-Heptan dan
n-Heksan dan larutan lain yang sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk
akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih
banyak dibandingkan dengan fase cair. Jadi ada perbedaan
komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama
supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase
uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi
tidak dapat dilakukan.
Proses
pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan terhadap campuran,
dimana antara komponen satu dengan komponen yang lain terdapat dalam campuran :
a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan
menjadi campuran homogen.
b. Mempunyai sifat penguapan relatif (α) cukup besar.
c. Tidak membentuk cairan azeotrop.
Pada
proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah
cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa cairannya (dalam waktu
relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu, antara uap dan
sisa cairan akan berada dalam keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi
distilat dan residu.
Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih
mudah menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu
pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan
dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh
komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni.
Langkah
langkah melakukan distilasi sederhana :
1. Lihat dan ketahui titik didih zat
campuran yang akan didistilasi.
2. Susun Alat Distilasi dengan baik dan tepat
3. Masukan campuran pada labu destilasi (isi zat dalam
labu paling banyak 2/3 bagian labu) lalu masukan batu didih.
4. Isi kaleng penangas dengan zat penangas yang
disesuaikan dengan titikdidih sampel, juga masukan batu didih pada
penangas tersebut. Panaskan penangas secara bertahap, mulai dengan api kecil
hingga api besar.
5. Alirkan air pendingin.
6. Amati termometer, apabila ada cairan yang keluar
sebelum mencapai titikdidihnya, pisahkan cairan tersebut, sedangkan
apabila termometer menunjukan titik didih sampel, tahan supaya suhu
tersebut konstan dan tampung destilat yang dihasilkan.
7. Hentikan destilasi pada saat sampel hampir habis
(jangan sampai kering) jika titik didih zat sampel lebih besar dari titik didih
zat pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel lebih kecil dari titik didih
zat pencemar, maka destilasi dihentikan pada saat suhu melebihi titik didihnya
sebesar ± 50C. Pindahkan penangas.
8. Tentukan indeks bias zat yang diperoleh dan
bandingkan dengan harga dari buku panduan.
Distilasi biasanya dilakukan untuk penyulingan air
bersih, pemisahan bioetanol, minyak kayu putih.
|
Pemisahan minyak kayu putih |